Sebenarnya lantai semen justru ada lebih dulu dibandingkan dengan keramik. Lantai ini terbuat dari pencampuran antara semen dan pasir, yang kemudian dilapisi semen tipis. Ketenaran lantai semen ini sempat memudar dan kini mulai kembali digemari oleh sebagian orang. Banyak orang mengaplikasikannya demi mendapatkan nuansa earthy di dalam rumah. Namun, ternyata ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan sebelum memutuskan untuk mengganti lantai dengan semen poles.
Karena lantai semen tergolong keras, maka lebih tahan terhadap gesekan. Cakaran dari hewan peliharaan atau penggeseran perabot tak akan membuat lantai ini rusak tampilannya. Selain itu, Anda juga akan terhindar dari permukaan lantai yang menggembung akibat proses pemuaian. Sama seperti lantai keramik dan porselen, lantai semen cukup disapu dan dipel secara teratur. Namun sebaiknya pada lantai semen, lakukan peminyakan lantai sebanyak satu kali dalam 6 bulan, agar tampilannya tetap mengilap dan awet. Anda dapat menggunakan bahan alami seperti ampas kelapa, atau sealer untuk lantai semen jika ingin mendapatkannya di toko bangunan.
Lantai dengan bahan semen ekspos ini dapat dipadupadankan dengan gaya desain interior apa saja, mulai dari klasik etnik, minimalis, ataupun industrial dan rustic. Warnanya yang netral membuatnya cocok pula untuk menjadi alas bagi nuansa warna apa saja di dalam rumah. Selain itu, lantai ini juga serbaguna jika ingin Anda beri lapisan karpet; mulai dari karpet biasa, tebal, tipis, bulu domba, hingga tikar lampit. Untuk udara tropis seperti Jakarta, lantai ini sangat dingin sehingga membantu Anda menciptakan suasana rumah yang sejuk. Namun jika Anda tinggal di daerah yang cukup dingin seperti Bandung, lantai ini justru bisa membuat Anda dan keluarga rentan sakit karena suhu lantai menjadi terlalu dingin.

 
Top